Kota Malang memiliki strategi 5M untuk pemulihan kondisi ekonomi di masa new normal. Program pemulihan ekonomi Kota Malang ini mencakup Malang beli produk lokal (Malpro), Malang digital servid (Maldis), Malang bahagia (Malba), Malang berbagi (Malber), dan Malang herbal (Malherb). Khusus untuk Malang beli produk lokal (Malpro), Wali Kota Malang, Sutiaji, mendorong penguatan ekonomi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan industri kecil menengah (IKM) lokal. Malang beli produk lokal mendorong penguatan ‘pivoting’ pelaku ekonomi lokal agar bisa bertahan paa masa pandemi dan memfasilitasi digitalisasi UMKM.
“Upaya penguatan UMKM yakni melalui pendampingan perbaikan kualitas produk, permodalan, mencari pasar, dan sertifikasi halal,” ujar Sutiaji. Sutiaji juga menjelaskan, penguatan UMKM/IKM berupa pendampingan permodalan dilakukan dengan menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI). “Dari hulu ke hilir, akan kami tata dengan baik,” terangnya. Di sisi lain, upaya digitalisasi pemasaran produk UMKM/IKM kini terfasilitasi lewat website Malanggleerrr.com. Marketplace untuk produk warga Kota Malang lokal ini membantu UMKM/IKM dalam pemasaran produk. Di Kota Malang, tercatat ada 5.267 IKM. Sejumlah IKM berusaha bangkit untuk memulai aktivitasnya.
Tak sedikit IKM yang gulung tikar, banting setir usaha, atau berusaha pulih dan berdamai dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Tribunnews Kota Malang memiliki strategi 5M untuk pemulihan kondisi ekonomi di masa new normal (ISTIMEWA) Kisah Marwiyah Memulai Usaha Hj. Marwiyah atau akrab disapa Wiwik saat ini terkenal sebagai pemilik usaha minuman instan herbal merek DIA di Jl Kembang Kertas Kota Malang. Ia memproduksi aneka minuman rempah, seperti jahe, lidah buaya, temulawak, beras kencur.
Tapi tak banyak yang tahu bagaimana beratnya ia memulai usaha ini. Awal pertama kali, yang ia buat hanya minuman serbuk jahe, namun saat ini hampir semua jenis toga (tanaman obat keluarga) seperti jahe merah, temulawak, kunyit asam, kunci sirih, mengkudu, beras kencur, hingga lidah buaya, ia kemas dalam kemasan minuman bubuk yang siap disajikan. Di masa pandemi Covid-19 ini, ia bersyukur usahanya tetap jalan. Bahkan diminati untuk meningkatkan imunitas tubuh. “Semua itu berawal dari kegiatan di PKK,” kisah Bu Wiwik, panggilannya pada SURYAALANG.COM, saat ditemui di rumahnya, Minggu (4/10/2020).
Ia warga baru di lingkungannya. Ketika 2001, kawasan rumahnya masih sepi, pinggiran, dan terisolir, karena jembatan Soekarno Hatta belum dibangun. Dalam kegiatan PKK, digelar pelatihan membuat minuman jahe dan temulawak. Wiwik lantas tertarik mengaplikasikannya. Ia membeli bahan baku yang ada di sekitar seperti jahe, temulawak, ternyata usahanya merangkak naik. Ia mulai memiliki lima karyawan lima dan tiga sales. Ia juga mengembangkan inovasi. seperti jahe plus, beras kencur plus, jahe secang. Produk special yang dimiliki Minuman Instan “DIA” yakni mengkudu plus, jahe plus, dan juga beras kencur plus.
Ketiga varian rasa ini menggunakan campuran maxcreamer yang membuat rasa dan khasiatnya berbeda dengan produk lainnya. Usaha minuman herbal instan DIA tak cuma beredar di Malang. DIA telah terbang ke luar Jawa hingga ke Papua. Jatuh bangun usaha ini ia jalani. Namun ia tidak pantang menyerah dan masih memproduksi hingga kini. Kiprahnya selain sebagai wirausaha, juga membina kelompok wanita tani Kembang Kertas. Pada 2005 dibentuk kelompok wanita tani di bidang pengolahan. Kemudian pada 2007, ia mendapat modal pengembangan dari Dinas Disperindagkop sebesar Rp 20 juta untuk mendampingi jamu gendong yang ada di wilayah Jatimulyo. “Ada 13 UKM saat itu. Untuk memudahkan pembinaan, harus menjadi anggota kelompok tani,” ujar perempuan kelahiran 1963 ini.
Pada 2008, Wiwik dinobatkan jadi petani berprestasi saat masa Presiden SBY. Ia mendapat hadiah modal usaha Rp 20 juta. Hadiah itu dikelola kelompok tani ‘Kembang Kertas’ agar bisa jadi tambahan modal simpan pinjam. Usaha minuman herbal instan DIA tak cuma beredar di Malang. DIA telah terbang ke luar Jawa hingga ke Papua (ISTIMEWA) ‘Ekspor Nunut’ Pada 2014, minuman herbal DIA juga kerjasama dengan sebuah perusahaan sebagai pemasok bahan baku. Seminggu bisa 1-1,5 ton produknya diekspor keluar. “Saya bilang ekspor ‘nunut’ (menumpang) karena dilakukan perusahaan lain. Di sisi lain, saya ada kesempatan ini jika dilewatkan,” kata wanita ini.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, ia tidak sendiri. Wiwik dengan telaten membina kelompok wanita tani ‘Kembang Kertas’ untuk turut memproduksi serbuk minuman tersebut. Para ibu-ibu di lingkungannya itu lantas menyetorkan produknya. “Pasar luar negeri tetap digarap meski masih kami kirimkan tanpa label merek. Tapi produksi saya yang bermerek DIA juga tetap jalan,” jawab janda yang suaminya dulu seorang dosen ini. Baru-baru ini, Wiwik juga mengikuti seleksi penerima Upakarti 2020 di kategori jasa pengabdian. Upakarti ini adalah penghargaan pemerintah di bidang perindustrian yang diberikan kepada pihak yang berprestasi, berjasa, dan aktif melakukan pengembangan dan atau pembinaan industri kecil dan industri menengah.
Minuman herbal DIA juga kerjasama dengan sebuah perusahaan sebagai pemasok bahan baku. Seminggu bisa 1-1,5 ton produknya diekspor keluar (ISTIMEWA), Wali Kota Malang Sutiaji mengajak masyarakat khususnya IKM dan UMKM agar melek teknologi. Menurutnya, di saat pandemi Covid-19, pemanfaatan teknologi bisa meningkatkan nilai produk penjualan. Kota Malang pun baru saja memiliki website jual beli khusus produk Kota Malang bernama Malanggleerrr.com. Website ini digagas Wahyu Eko Setiawan. Para UMKM dan IKM Kota Malang bisa bergabung secara gratis. Website ini dijalankan dengan skema crod equtiy funding. Jadi bukan sekadar memulihkan ekonomi, tapi juga model socioreneur berbasis penguatan daya dukung pelaku UMKM dan IKM Kota Malang.
“Kita nanti akan berkolaborasi dengan tim IT, untuk membenahi tatanan packaging, pemotretan produk dan juga memasarkan secara online. Itu perlu sosialisasi dan kita akan lakukan itu,” ucapnya. Sutiaji mengatakan, produk-produk UMKM dapat menyelamatkan perekonomian di saat pandemi Covid-19 ini.
Peningkatan kualitas serta membangun ekosistem yang baik merupakan kunci yang harus dipegang oleh masing-masing individu. Upaya tersebut dikatakannya sebagai bagian dalam meningkatkan sektor perekonomian masyarakat di saat pandemi Covid-19. “Produk kita (Malang) gak kalah kok. Malang ini seharusnya menjadi primadona di Indonesia dan dunia. Harapan kami ke depan para UMKM dapat lebih mudah memasarkan produknya. Sekaligus lebih mudah mendapatkan buyer,” tandasnya.
Sumber : https://suryamalang.tribunnews.com/2020/10/20/wiwik-sukses-angkat-minuman-herbal-instan-malang-berkat-inovasi
Ibu” terus berinovasi,takkan tergerus usia,,, bersama malanggleerrr,,majuu
Inspiratif dan pekerja keras..terus berkarya.bangkit bersama malangglerr…umkm jalan menuju sukses