TAWARAN & PILIHAN
Kemarin, saya mendapatkan dua kunjungan tamu yang sama-sama dari Jakarta. Tapi berbeda niat dan tujuannya. Sama-sama memberikan tawaran, tapi berbeda maksud dan tujuannya. Tamu pertama ada dua orang laki-laki, yang jelas memakai seragam salah satu perusahan digital yang sudah terkenal. Mereka berdua menelpon saya, untuk bikin janjian bertemu di rumah saya. Awalnya, saya ajak mereka bertemu di Kantor Kerja MalangGleerrr.com. Tapi mereka lebih memilih mengajak bertemu di rumah saya. Okelah saja kalau begitu. Akhirnya kita bertemu di rumah saya. Apa yang mereka tawarkan?
Setelah sedikit berbasa-basi, dengan saling berkenalan dan menanyakan beberapa hal lainnya, akhirnya mereka mengutarakan maksud dan tujuannya untuk meminta bertemu dengan saya. Mereka menawari saya pekerjaan sebagai Manajer Business Development wilayah Jawa Timur, untuk mengelola salah satu market place yang sudah terkenal di Indonesia. Mereka belum sempat menyebutkan angka gaji yang akan diberikan kepada saya, tetapi saya dengan halus sudah menolaknya.
Meskipun pada akhirnya mereka juga menyebutkan angka gaji yang cukup fantastis, tapi saya tetap menolaknya. Saya katakan kepada mereka berdua, bahwa saat ini saya masih fokus membangun MalangGleerrr.com. Dan ini bukan soal gaji atau jabatan. Ini soal prinsip dan idealisme. Ketika saya mengatakan kata “Idealisme”, mereka terlihat sangat jelas tersenyum sinis. Biarlah. Akhirnya, mereka berdua pamit. Saya pun berterima kasih, karena mereka telah memantau saya dalam “radar” bisnis mereka. Itu artinya, MalangGleerrr.com sudah mulai diperhitungkan.
Tamu yang kedua terdiri dari tiga orang. Dua orang perempuan dan satu orang laki-laki. Yang laki-laki, saya kenal sudah lama. Dialah yang membawa dua perempuan dari Jakarta tersebut, untuk bertemu dengan saya. Ketika menelpon, saya ajak mereka bertemu di Kantor Kerja MalangGleerrr.com. Mereka semua setuju. Akhirnya, kita bertemu di Kantor Kerja MalangGleerrr.com.
Tujuan utama dari dua orang perempuan dari Jakarta tersebut adalah menawarkan untuk bekerjasama membangun “JAKARTA GLEERRR”. Yang konsep dasarnya terinspirasi dari manajemen dan platform MalangGleerrr.com. Kami berdiskusi sangat antusias. Bahkan sudah seperti satu kesatuan Tim Kerja. Padahal, sama-sama belum pernah bertemu. Panjang x Lebar x Tinggi, akhirnya kami saling mengukuru dan berhitung. Karena ternyata sama-sama “Orang Eksakta”, kami tidak menemui kesulitan ketika memadu-padankan rasio-rasio dan probalilitasnya. Bisa! Secara matematis, kami bisa membangun “JAKARTA GLEERRR”.
Setelah berbincang cukup lama, akhirnya dua perempuan tamu dari Jakarta tersebut ijin pamit pulang kembali ke Jakarta, langsung berangkat sore ini. Tentu saja, mereka berdua membawa semangat dan optimisme. Bahwa secara matematis, kami bersama bisa membangun “JAKARTA GLEERRR”. Sekarang, bola “Jakarta Gleerrr” sudah di tangan mereka berdua. Saya hanya tinggal menunggu kabar gembira dari mereka berdua. Mereka berdua hendak mengkoordinasi dan mengkonsolidasi berbagai sumberdaya serta jaringan kerjanya di Jakarta.
Dari pilihan yang ditawarkan oleh dua tamu dari Jakarta tersebut, tentu saja saya lebih memilih untuk membangun “JAKARTA GLEERRR”, daripada menjadi Manajer Business Development wilayah Jawa Timur, dari sebuah market place yang sudah terkenal, dengan gaji yang cukup fantastis. Ya, hidup ini memang adalah pilihan. Bahkan, hidup punya banyak pilihan. Setiap pilihan, pasti mengandung resiko, konsekwensi dan tanggung jawab yang harus diembankan.
Dari mulai bangun tidur, kita sudah dihadapkan kepada pilihan. Yaitu pilihan untuk melanjutkan tidur lagi, atau segera bangun tidur, lalu mandi dan bekerja keras membangun impian/ cita-cita mulia. Dari setiap pilihan yang ada pada proses kehidupan, itulah yang akan menempa dan menjadi tolak ukur jati diri. Pilihan-pilihan itu kadangkala sulit, bahkan sangat sulit dan dilematis. Itulah kualitas takar dan ukur yang membedakan satu manusia dengan manusia lainnya. Manusia-manusia yang dicatat dengan Tinta Emas Sejarah Umat Manusia, tentu pilihan-pilihan kehidupannya sangat sulit di atas rata-rata manusia biasa. Wajar. Alamiah.
Teruslah berjuang, dan asahlah kemampuan hidupmu setinggi-tingginya. Langit batasannya!
Jangan pernah menyerah. Jangan menyerah!
Jangan menyerah, sebelum Tuhan Yang Maha Kuasa memanggilmu, “sekarang, waktumu pulang.”
Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES
CEO MalangGleerrr.com